Tuesday, October 13, 2015

My Love Story

Assalamualaikum, minna-san :)
Ogenki desuka?
Gomenne, sudah lama aku gak update blog lagi. Gegara sibuk, hiks.. T,T

Hmmm..
Kali ini, aku baru sempet nulis lagi karena kebetulan lagi koas di bagian yang santai alias jobless nih, minna. Hahaha..

Hmmm..
Postingan kali ini, postingan alay-alay gitu, yang masih bertemakan tentang ehem. Tentang sesuatu yang sulit didefinisikan, yang setiap manusia pasti pernah merasakannya, ada yang berakhir bahagia adapula yang berakhir menyedihkan.

L-O-V-E

Bagi minna yang pernah atau sering ngikutin cerita aku yang sebelum-sebelumnya, baik di blog maupun di note Facebook, mungkin sudah tak asing lagi alias sudah 'terbiasa' ngelihat postinganku yang membahas cinta-cintaan. Memang sudah jadi hobi sih wkwkwkwk.. Maklumlah, aku ini lagi suka nonton drama melow Korea atau asia yang temanya percintaan. Kenapa? Ya, selain karena tertarik dengan tampang aktor koreanya yang subhanallah ganteng sekali, akunya juga suka nge-fly sendiri dan ngebayangin kisah drama yang 'so sweet' itu terjadi dalam kehidupanku yang sebenarnya, minna. #ngenes

Naaaaah, sampai sekitar 5 bulan yang lalu, aku masih berstatuskan jomblo ngenes yang hanya bisa percaya bahwa rasa cinta yang tulus itu beneran hanya ada di drama korea. Fix, laki-laki yang benar-benar mencintai seorang perempuan itu tak mungkin ada di dunia nyata, begitu pikirku. Jahat ya. Hahaha..

Ya, begitulah minna.

Tapi itu cuman sampai 5 bulan yang lalu, sekitar bulan Mei gitu.

Setelah itu, masih di bulan yang sama, ada seseorang yang mencoba masuk dalam hari-hariku.
Dia menawarkan diri untuk membahagiakanku. Tiba-tiba saja.
Sebenarnya dia sudah masuk dalam hari-hariku, ya sebagai teman biasa, namun hari itu dengan beraninya ia meminta lebih. Sontak saja aku terkejut, lho kok? Kenapa?
Ia hanya diam, dan bingung dengan pertanyaanku. Lalu menggeleng dan menjawab, ia juga tidak tahu kenapa.
Lho apa-apaan? Begitu pikirku. Dengan harapan sih seperti drama korea yang pernah kutonton, setidaknya dia mengatakan bahwa ia mencintaiku. Hahaha..
Dia masih saja diam dan malah menuntut responku. Tapi tanpa mengalah, aku terus saja bertanya 'kenapa' dan akhirnya dia mengatakannya.
Tiba-tiba aku merasakan degupan kencang dari jantungku. Memang sih, dia bukan yang pertama kalinya yang berani mengatakan itu. Tapi, dialah yang pertama kalinya yang menyatakan langsung tanpa perantara apapun dan dia yang pertama kalinya mengatakan perasaannya tanpa menjelaskan alasan kenapa ia menyukaiku.

Hmmm...
Kuputuskan untuk menerima tawarannya, dan sejak saat itulah, minna, hari-hariku mulai berubah karena kehadirannya. >////<

Backsound: Zigas band - Sahabat jadi Cinta



Walau dulunya kami bukan sahabatan sih, cuma temenan biasa. Hahaha...

Dia...
Sampai detik inipun entah kenapa aku benar-benar bahagia karena bersamanya. Beruntung sebagai perempuan yang dipilihnya. Walau tiap kali kupertanyakan pada diri sendiri, sebenarnya apa yang istimewa dari diriku? Kenapa ia bisa memilihku? Apa dia tidak salah? Atau mungkin matanya sedang rabun hingga salah melihat tentangku?

Berkali-kali pertanyaan itu mengganggu pikiranku dan tiap bertemu dengannya akupun berani saja menanyakannya langsung. Responnya hanya tersenyum dan menjawab "sudah berapa kali kubilang, saya juga tidak tahu." Yaaa, aku masih saja sulit percaya. Karena memang, seperti yang sudah aku bilang sebelumnya kan, aku percaya 'cinta yang tulus' itu hanya ada di drama korea.

Dia...
Sebenarnya di kepalaku begitu banyak yang ingin kutuliskan tentangnya, tapi entah kenapa jadi sulit tertuang nih, minna.
Sulit tertuang dalam untaian kata-kata. Padahal kan minna aku ini lumayan berpengalaman menuliskan kalimat-kalimat manis masalah percintaan. Hahaha tidak tahulah kali ini kalimat manis tentang kisahku sendiri sangat sulit kuutarakan.
Yaaaah, yang pasti, semua kisah drama korea yang pernah kutonton, benar-benar dapat kurasakan di dunia nyataku sendiri, yang awalnya hanya rasa pesimis yang ada, yang awalnya hanya ungkapan kata-kata 'tidak mungkin' yang selalu aku umbarkan.

Yaaaah, aku hanya benar-benar merasa sangat sangat sangat spesial untuknya.

"Inikah yang namanya dicintai dengan ketulusan?"

Saat itu aku benar-benar bersyukur menjadi diriku sendiri, bersyukur bahwa Allah mempertemukan kami kembali dan menumbuhkan perasaan indah ini padanya, hanya untukku.

"Lalu, apa aku juga mencintainya?"

Meski aku memulai hubungan ini dengan perasaan sepihak darinya, minna. Aku memang jahat, minna.
Aku menerima tawarannya tanpa merasakan rasa yang sama terhadapnya.

Sampai sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu, dia mulai membuatku gila.
Intensitas wajah dan senyumnya makin sering mengganggu pikiranku.
Kesabaranku mulai teruji jika ia tak mengabariku atau menghubungiku dalam sehari saja.
Yang sebelum-sebelumnya, aku ingat betul sikapku yang acuh saja.
Yang sebelum-sebelumnya, terserah ia kapan ingin menghubungiku.

Sampai sekitar 3 atau 4 bulan yang lalu itu hingga detik ini, aku yakin bahwa aku memang sudah dibuat gila karenanya.
Bagaimana tidak?

Ia hampir tiap malam sudah hadir dalam mimpiku. Aku mulai suka gelisah dan marah jika tak tahu kabarnya seharian. Aku jadi menggila manja layaknya kucing saat bertemu dengannya. Aku yang biasanya hanya memendam kisah cintaku malah jadi cerewet ke orang-orang terdekatku, bahkan kepada orangtuaku, aku tak senggan bercurhat ria tentang laki-laki ini. Makin gila lagi, aku benar-benar ingin ada dia saat aku terbangun di pagi hariku, ingin ada dia saat aku pulang dari hari dinasku yang melelahkan dan ingin ada dia yang membuatku terlelap di malam hariku. Aku ingin melakukan banyak hal dengannya, bercerita banyak hal padanya, dan menghabiskan waktu bersamanya. Aku jadi selalu ingin memberikan yang terbaik untuknya misalnya dengan mengikuti nasihat-nasihat baiknya untukku (jadi kekasih yang penurut) dan selalu ingin melakukan atau memberikan sesuatu yang spesial untuknya.


Yaaaah, kali ini aku hanya merasa dia sudah sangat sangat sangat spesial untukku hingga tak mau ia kecewa secelahpun padaku.

Dia...
Aku menyukai semua hal tentangnya, sorot matanya, cara bicaranya, senyumnya, raut wajahnya, gaya berpakaiannya, cara berjalannya, sifat dan karakternya, pola pikirnya, huaaaaa aku menyukai semuanya.

Eh, tidak juga sih. Sebenarnya ada beberapa sifat yang tak kusukai darinya, tapi entah kenapa dan sejak kapan aku malah tiba-tiba memahaminya, mengerti akan sifatnya, memaklumi dan menerima dia apa adanya.

Hahaha, dulu sikapku mana mungkin semanis dan sepengertian ini. Aku hanya begini padanya. Hihi ;)

Rasaku saat ini semakin besar untuknya, aku benar-benar tidak mau kehilangannya, aku benar-benar hanya mencintai dia seorang dan ingin bersamanya. Alay ya, minna? Hahahaa..

Tapi sungguh, aku benar-benar merasakan itu, minna. :')


Tulisan ini kudedikasikan untuk kamu yang terspesial untukku.
Untuk kamu yang berinisial huruf paling terakhir dalam abjad Indonesia. Dan semoga menjadi yang terakhir bagiku juga.
Dari aku yang berinisial huruf paling pertama dalam abjad Indonesia. Yang katamu memang akulah yang pertama mengisi hatimu.

Semoga memang hanya kamulah yang terakhir bagiku.

Ingin menjalani hari-hariku denganmu.
Ingin berbagi tawa dan tangis bersama, dipelukanmu dan dipelukanku.
Menemanimu, menemaniku.
Menggapai impianmu dan impianku.

Meskipun huruf A dan Z terpisah oleh 24 huruf diantaranya, aku akan menujumu dan aku harap kamu pun seperti itu. ;)

Semoga Dia Yang Maha Mengabulkan Doa, dapat mendengar impian indah kita.
Aamiin. :)

Benar-benar berterimakasih pada-Nya yang mempertemukanku dengannya. Alhamdulillah. :')

Kamu, terimakasih masih betah bersamaku, semoga selamanya kan tetap seperti ini. Hihii #amatsangatbahagia

End~~~~

Arigatoune, minna yang sudah repot-repot baca curhatan aku yang super duper alay nan bikin mual muntah ini hahahaa..
Semoga minna yang masih sendiri segera diberi petunjuk dan dipertemukan dengan si dia yang spesial. Hihi.

Assalamualaikum :)

0 comments: