Monday, March 26, 2018

Kebahagiaan Hidup yang Sebenarnya

Assalamualaikum wr wb
Halo minna-saaan. 

Wuaaah, ohisashiburi ne!!! 

Saya sudah lama sekali tidak menulis di blog ya. Dan kehidupan saya saat ini benar-benar berubah sejak postingan terakhir saya, minna!

Mulai dari status, karir dan kesibukan saya. Semuanya benar-benar berbeda.

Saya yang dulunya sendirian, menikmati waktu dengan belajar sebagai mahasiswi, menulis blog sebagai hobi, dan membaca komik kesukaan saya yaitu Detektif Conan, saat ini bahkan sudah lupa terakhir beli komik itu di volume berapa dan saat ini sudah rilis volume berapa, semuanya sudah tidak terlalu bermakna lagi, minna.

Kenapa?

Ada hal lain yang lebih penting dalam pikiranku.

Hehehehe...

Minna, saat ini saya sudah berganti status sebagai seorang istri dengan memiliki seorang anak laki-laki yang baru berusia 1 tahun juga berkarir sebagai dokter umum di salah satu kota di indonesia timur ini.

Waw!

Begitu banyak cerita yang kulewatkan untuk kutuangkan dalam blog kesayanganku ini. 

Mulai sekitar 3 tahun lalu, saat itu saya masih berstatus "koas" dan memiliki seorang pacar yg merupakan teman SMP saya sendiri. Kisah kami yang dimulai dari pertemuan di sebuah reuni yang kemudian menjadikan saya sebagai seorang perempuan yang benar-benar kasmaran. Dan itu pertama kalinya bagi saya! 

Laki-laki spesial itupun sempat kuceritakan di postingan terakhirku, bukan? Dan laki-laki itu juga yang saat ini menjadi ayah dari anakku. 😍😳

Kami menjalani pacaran 8 bulan singkatnya yang kemudian dia berani melamarku dengan segala rintangan yang ada. Hubungan kami sempat tidak direstui karena saya yang masih menjalani pendidikan, alias belum selesai koas.

Tapi, dengan semua keyakinannya dia pun tetap ingin menikahiku. Lambat laun akhirnya orangtua saya setuju, dan kami pun menikah. Tepatnya 2 tahun yang lalu, hari Sabtu, 19-03-2016. :")



Setelah menikah kami sempat berbulan madu di Bali, ikut tren anak muda walaupun setelah dari sana, kami benar-benar menghabiskan uang yang banyak untuk oleh-oleh wkwkwk. Saya juga tidak sempat menulis di blog ini karena disibukkan dengan koas saya yang begitu padat, dengan tentunya sang suami yang setia menemani sembari dia juga mengerjakan kesibukannya.


 Bulan Mei kemudian saya mendapati bahwa diri saya hamil. Perasaan saat itu bercampuk aduk kayak nano nano. Mengapa? Karena saya masih sibuk dengan koas saya dan saya merasa tidak mampu menjalani kehamilan ini dikesibukan koas saya. Banyak ketakutan yang menggila di kepala saya. 


Foto ini waktu perut saya sudah besar sekali, sudah mau lahiran. HeheπŸ˜…

Tapi alhamdulillah, Allah swt melindungi saya dan kandungan saya dan akhirnya pada tanggal 8 Januari 2017 pukul 00.15 dapat melahirkan seorang anak laki-laki dengan selamat walaupun dengan proses operasi sectio caesaria. πŸ˜…

Hari-hari pun mulai berubah, setelah melahirkan, saya harus menyusui tentunya. Memperjuangkan ASI disaat kesibukan lain seperti koas ini benar-benar berat. Pumping, pumping dan pumping.

Belum lagi bangun per 2 jam sekali tiap malam untuk menyusui anak tercinta. Menjadi seorang ibu benar-benar berat tapi saya menikmatinya. Awalnya memang banyak mengeluh tapi pada akhirnya jadi terbiasa dan menikmati setiap prosesnya.

Alhamdulillah walaupun tidak sampai 2 tahun, tapi saya berhasil menyusui anak saya sampai dia berusia 7 bulan dengan segala kesibukan saya mulai dari koas, bimbingan dan ujian kompetensi kedokteran. Allah begitu sangat baik pada saya.

Dan begitu sayangnya Allah sama saya, dengan semua rintangan tersebut saya tetap diluluskan di ujian kompetensi yang paling mengerikan bagi semua anak kedokteran, yaaa UKMPPD namanya. 


Saat itu saya benar-benar bersyukur tiada hentinya, di saat waktu belajar saya yang sangat kurang, Allah swt meridhoi saya untuk lulus. Dan semua ini berkat dukungan suami, anak, orangtua, mertua dan semua yang mencintai saya.

Setelah lulus, gelar (dr.) pun sudah bisa dipasangan di depan namaku dengan keyakinan untuk mampu menjalankan semua tanggungjawab dan sumpah dokter yang telah kuikrarkan di depan semua dosen, teman, dan keluarga.

Jika kuingat kembali, semuanya berlalu begitu singkat. Ada tawa, tangis, senyuman dan kemarahan di setiap proses hidupku.

Saya bersyukur di takdirkan seperti ini oleh Penciptaku. Menikah dengan seorang pria yang benar-benar mencintaiku dengan segala dukungannya, memiliki seorang anak yang cerdas dan sehat juga dapat menjadi seorang dokter yang insyaAllah bertanggungjawab.

"Nikmati prosesnya maka kau akan melihat hasil yang indah." 

Dan saat ini, saat menulis postingan ini, saya sedang berada di sebuah klinik, mengisi dokter senior yang tidak bisa hadir, sambil menjadi dokter internsip di salah satu Rumah Sakit di kota Makassar.

Ah ya! Saya juga ingin bercerita mengenai program dokter internsip ini.

Jadi setelah kelulusan ujian kompetensi, kami dokter-dokter baru diwajibkan ikut program "isip" selama 1 tahun. Kami akan ditempatkan merata di seluruh RS daerah di Indonesia sebagai dokter isip. 

Kami diberi hak dan kesempatan untuk memilih RS apa dan dimana yang kita inginkan untuk mengabdi selama satu tahun ini. Saya, yang tentu saja punya anak dan suami yang tinggal di Makassar tentu saja mau memilih RS di kota Makassar.

Hanya saja, RS yang ada cuman 1 (haduuh), dan kuotanya cuman 15 orang yang bisa menempati RS itu. Persaingan begitu ketat. Kami diberi jadwal memilih wahana RS secara lokal dan nasional.

Ceritanya panjang sih minna, hehe..

Singkatnya, saat waktu pemilihan dimulai, dalam hitungan 5 detik, kuota lokal RS tsb penuuuuh. Saya kalah cepat.

Saya menunggu pemilihan nasional. Jauh-jauh hari mencari lokasi internet dengan jaringan tercepat yang ada di kota saya. Supaya bisa mendapatkan 1 kuota dari 15 kuota saja di RS itu.

Namun nihil, pemilihan nasional, saya gagal. Saya pun memilih RS yang ada di kab. Pangkep. 

Namun saya tidak menyerah begitu saja, untung saja yaaa program ini memberi kesempatan dengan peserta dapat mengajukan dispensasi dengan alasan yang dapat diterima.

Saya pun mencoba, dengan membuat surat pengajuan dispensasi untuk ditempatkan di RS di kota Makassar, merangkai kalimat demi kalimat dengan tujuan yang membacanya dapat bersimpati dan menerima permintaan saya. Dengan melampirkan semua bukti foto buku nikah, KK dan surat kerja suami.

Dan, alhamdulillah, Allah mengabulkan doa saya dan suami, lagi.

Hingga saat ini saya baru menjalani 1 bulan sebagai dokter isip (masih ada 11 bulan wkwkk) di RS di Kota Makassar sehingga masih bisa dekat dengan suami dan anak tercinta. Sembari mengisi libur yang ada dengan mengganti senior-senior saya di kliniknya. 

Semua yang kualami benar-benar berubah. Dalam 3 tahun yang singkat, saya menjadi seorang yang berbeda. 

Baca komik kesukaan saya tidak pernah lagi kulakukan,
Menulis cerpen-cerpen romantis apalagi,
Sepertinya tidak ada waktu saja.

Saat ini saya juga disibukkan untuk menjadi seorang istri dan mamah muda yang baik. Googling sana sini cari resep makanan untuk si anak yang mp-sufor.

Jadi mamah muda ataupun tua harus kuat dan tegar, galau akut saat anak tidak mau minum susu, tidak mau makan ataupun lagi sakit. Mental yang kuat dan harus cukup pintar dituntut dari seorang ibu yang bertanggungjawab. Dan saya ingin menjadi ibu yang seperti itu untuk anak saya.

Menjadi seorang istri juga berat, galau di saat suami maunya berbeda dengan maunya kita, saat suami mulai mengatur kegiatan kita, membatasi dan mengingatkan saat saya lupa dengan status saya sebagai perempuan yang sudah menikah. Bingung ya minna? Hahaha..

Maksudnya yaaa kadang hal kecil seperti jadwal jaga di koas dan teman jaga di koas harus diatur oleh suami. Walaupun awalnya tidak suka, namun akhirnya saya mencoba sadar bahwa saya adalah hak suami saya. Dan semua yang kulakukan harus diketahui oleh suami saya. Baik itu dimana, apa, dan dengan siapa. Seperti itu, minna! 😊

Hmmmm..
Rasanya cukup sekian saya nulisnya.
Semoga kisah-kisah kalian juga menyenangkan seperti kisahku.
Cukup bersabar dan berdoa juga berjuang untuk hal yang ingin kalian rasa patut untuk diperjuangkan.

Dan juga, nasehat untuk diri saya sendiri dan teman-teman disana yang membaca ini, 
"jangan ngeluh-ngeluh bae, optimis woi, optimis! Pasti bisa kok!"


Hehehehe... πŸ˜ŠπŸ˜πŸ˜‚

Assalamualaikum wr wb.

2 comments:

Unknown said...

assalamualaikum
mba mau nanya syarat pengajuan dispensasi itu bgimana ya caranya?

Ainil said...

Waalaikumsalam, nanti di websitenya depkes itu bs di Download syarat dan tatacara pengajuan dispensasi mba. Byk soalnya sy juga sudah lupa hehe��