Sunday, November 7, 2010

Bolehkah Saya Bertanya Padamu?

dulu..

mungkin dia sudah lupa hari itu.

Kuingatkan saja lah.. Hari itu, dia dan saya bertemu sepulang sekolah tanpa sengaja.

Siang itu, siang hari yang masih kuingat tanggalnya hingga hari ini walau kutahu itu sudah lebih dari 14 bulan yang lalu.

Siang hari yang masih kuingat detail waktunya : jam, menit dan detiknya.

Siang hari yang masih kuingat dia memakai baju dan celana apa.

Hari itu masih jelas teringat, memang bukan hari penting, hari perayaan atau semacamnya. Hari itu hari dimana saya tepat melihat kedua bola matanya UNTUK yang pertama kalinya.

Hari itu pula, perasaan bodoh ini berdebar kembali setelah 2 tahun hibernasi. Haha, Konyol.

Dia menyapaku, saya menyapanya. Dia tersenyum, saya tersenyum. Dia memulai pembicaraan, saya melanjutkannya. Dia pamit pulang, saya pamit pulang.

Masih jelas terngiang 'sapaan' nya saat itu :
"ei, Ainil.. haha.."

tidak ada yang berubah dengan sikapnya.

Saat itu hanya ada saya dan dia. Tidak ada teman yang kehadirannya dapat membuatku terlihat bodoh didepan 'dia' , dan.. ng, yah tidak ada nyamuk.. Tenaaaang sekalii.

Baru 2 menit percakapan nostalgia berlangsung, tiba-tiba...

sepasang kekasih lewat.. dia tertawa.
"eh? kenapa dengan mereka?" tanyaku. "tidak, wkakak.." jawabnya. Lalu dia melihatku, dan mataku juga malah melihat matanya, karena kaget, kupalingkan bolamataku ke lingkungan sekitar kami. =='

TAHUKAH DIA? saya makin berdebar, ingin pamit duluan tapi tidak enak, dan memang hatiku melarangku pergi, karena masih ingin bersamanya.

"apakah ada orang yang kamu cintai sekarang ini? apakah dia juga mencintaimu? apakah kamu sangat berharap tuk memilikinya?"
sepintas pertanyaan-pertanyaan konyol itu muncul dipikiranku, INGIN SEKALI kutanyakan padanya. Tapi... Yaaaah, saya tidak punya keberanian yang cukup untuk menanyakan itu. -.-

jika seandainya kulontarkan pertanyaan-pertanyaan itu, apakah jawabannya? Hanya ada dua kmungkinan :
"tidak" atau "ya" .

Kemungkinan pertama : Jika dia menjawab "tidak" untuk ketiga pertanyaan itu, saya yakin perasaanku semakin menggebu-gebu. SUDAH PASTI akan tetap kupertahankan rasa ini UNTUK DIA, karena memang dari dulu HANYA DIA...

seketika dia jawab "tidak" , saya akan bermuka dua, pura-pura heran padahal senang.. XD

"kenapa? tidak ada yang cocok? bagaimana denganku, jika saya menyukaimu juga menyayangimu, apa jawabanmu?" wkwkwk, pertanyaan konyol itu muncul lagi dipikiranku, yah karena saya begitu ingin tahu jawabannya..

Tapi tidak mungkin. Ai bukan wanita yg berani mengatakan semua itu dihadapannya. Terlalu takut, malu, daaann hmm, entahlah..

Lanjuttt..

Kemungkinan kdua : Jika jawabannya "ya" untuk prtanyaan pertama, kedua, ketiga, atau ktiga-tiganya, atau dua diantaranya, hmmmmm..

saya yakin, debaran kencang tadi akan berhenti sejenak, aliran darahku mungkin akan membeku untuk beberapa detik. Lalu, menghela sedikit nafasku agar dia tidak tahu ada apa denganku saat itu. Kemudian sambil tersenyum, "haha.. wah sudah dewasa ya, ciie.." ini terpaksa.

hoaaah.. tak bisa kubayangkan dan memang tak mau kubayangkan, tapi itu harus kupikirkan karena itu kemungkinan yang paling mungkin trjadi.

seketika dia menjawabku dengan kata "ya", saya tahu perasaanku pasti menangis, ingin segera pulang dan sendiri, lalu waktu demi waktu saya akan coba membuang perasaan ini..

Kata "pertahankan" kan kucoret dalam kamus cinta pertamaku. Karena dia cinta pertamaku, karena perasaan ini untuknya.

Kemudian saya akan kembali, menutup kisah cinta pertama yang pahit itu untuk cinta sejati yang menantiku di masa depan.. ^^

0 comments: